The Peculiar Wizard, The Wights of Death Eaters, The Loop of 6 3/4

Ini hasil semedi membaca versi Inggris, lumayan banyak sinau lagi. Setelah selesai mumet bikin review, browsing, lhah menemukan versi Indonesia 😕 Tentu aja gak kepikiran beli, kan udah baca 😂. Jadi kalau ada istilah yang tak sepadan dengan terjemahan ciamiknya Gramedia, maklumkanlah kefakiran translasi saya, hehehe…

Abraham Portman atau Abe, menceritakan dan menunjukkan banyak foto aneh dari masa lampau, kepada Jacob, cucunya. Seperti foto gadis yang bisa melayang, seorang tanpa kepala, seorang berbadan bayi dan berwajah dewasa, anak lelaki dengan banyak lebah di sekitar tubuhnya. Meski Abe tak henti menceritakan banyak hal pada cucunya, Jacob menganggap itu semua hanyalah semacam fantasi atau lelucon belaka.

Suatu hari, kakeknya terdengar panik di telpon dan mengatakan bahwa dia dikejar sesuatu. Belum sempat memahami apa yang sedang terjadi, Jacob menemukan kakeknya di hutan, dalam kondisi terluka parah dan sekarat. Saat meregang nyawa, Abe memberikan beberapa pesan terakhir yang menjadi teka-teki bagi Jacob.

Jacob sempat melihat sesosok makhluk aneh yang sepertinya bertanggungjawab atas kematian kakeknya. Belum jelas apa dan siapa, makhluk itu menghilang. Jacob menyesal mengapa tak mengindahkan semua kisah dan keluhan yang dulu disampaikan kakeknya. Dia merasa bersalah tidak bisa berbuat lebih banyak untuk menyelamatkan kakeknya.

Semenjak kejadian itu, Jacob mengalami mimpi aneh setiap hari. Orang tuanya menjadwalkan konsultasi dengan seorang psikiatris, Dr. Golan. Setelah berbagai jenis obat dan terapi diresepkan, Jacob memutuskan untuk berbohong mengenai kepulihannya. Dia merasa semua yang dialaminya adalah nyata dan dia tidak mengalami gangguan jiwa. Kondisi Jacob yang unik ini, di dunia nyata, terwakili oleh sebuah varian kebutuhan khusus yang tergolong baru, yaitu anak gifted 😉

Demi rehat, Jacob dan ayahnya memutuskan berlibur ke pulau Wales. Bagi Jacob, liburan ini bisa menenangkan diri dari berbagai mimpi yang menghantuinya. Sedangkan ayahnya, Franklin, akan melanjutkan penelitian mengenai dunia burung, yang kesekian belas kali.

Sebuah tanda keanehan menghampiri Jacob saat bermalam di sebuah penginapan. Seekor burung peregrine mendatanginya, burung yang biasanya tak sampai sedekat itu dengan manusia.

Jacob berhasil menemukan orang-orang aneh yang pernah diceritakan kakeknya. Dia bertemu dengan Fiona yang bisa mengendalikan tanaman, Hugh yang memiliki lebah dalam mulutnya, Emma yang bisa mengeluarkan api, Millard yang tak kelihatan, Enoch yang bisa membangkitkan kematian, juga Olive yang bisa melayang otomatis sehingga harus memakai pemberat di sepatunya.

Timeloop yang dikendalikan oleh Ms Alma Peregrine sebagai kepala sekolah, menjadikan waktu tetap berada pada 3 September, 1940. Ternyata kakeknya adalah salah satu peculiar, yang memutuskan menjalani kehidupan normal, dengan resiko tak bisa lagi awet muda.

Selain resiko menua, ada bahaya lain yang terus mengejarnya, yaitu para hollow dan wights. Abe memiliki kemampuan melihat monster (hollow). Kemampuan ini menurun kepada Jacob, bukan pada Franklin. Jacob sempat menyangkal dan mengira dirinya normal, namun hanya para peculiar saja yang bisa melewati loop, batas antara peculiar dengan orang normal.

Versi Indonesia, cuma beda di terjemahan dan kop penerbit

Teror di pulau dimulai ketika seorang nelayan di dunia nyata bernama Martin dibunuh dan diambil organ dalamnya secara misterius. Berbekal hati domba dan bantuan para peculiar lain, Enoch menghidupkan Martin dan menginterogasi siapa pembunuhnya. Saat itulah, para peculiar bertemu dengan seorang wight. Tragisnya, salah satu wights adalah orang yang cukup dekat dengan kehidupan Jacob dan keluarganya.
Mengingat hanya Jacob yang bisa melihat wujud nyata si monster, dia merasa harus menyelamatkan teman barunya dan juga demi menebus rasa bersalah kepada Abe yang tak dipercayainya selama sekian belas tahun.

Bagaimana dia menjelaskan kepada ayahnya, untuk berkelana di dalam mesin waktu, bersama orang-orang yang sebenarnya seusia kakek neneknya? 😊

Ini buku berbahasa Inggris pertama yang lumayan tebal dan bisa saya selesaikan baca sekaligus pahami 😀 Biasanya, terbayang Seri Penguin yang super sastra dan bikin mumet. Meski penuturannya populer, banyak kosakata yang belum saya tahu. Tak perlu sering buka kamus, cerita cukup bisa dipahami melalui penuturan naratif serta parade foto aneh yang sangat hidup ☺

Riggs, penulisnya, menempuh pendidikan sinematografi, sehingga novel ini terasa filmis, sejak bab pertama.

Saya cari trailer filmnya dulu di yutub sebagai prolog. Well, imajinasi saya cukup nyambung. Si Jacob ini semacam gabungan antara Julian dan Dick dari Lima Sekawan. Emma itu kayak Luna Lovegood yang bisa melihat kematian. Yang paling salah ya Peregrine. Saya bayangin si Dolores Umbridge tegas tapi mbencekno, ternyata malah Eva Green yang cantik.

Hahaha, tak bisa move on dari Harry Poter yah 😂

Padahal ngakunya, Riggs tidak menjadikan karya Rowling itu sebagai rujukan, meski ada banyak sekali kesamaan. Sementara Rowling mengakui bahwa dia terinspirasi dari Narnia-nya C.S. Lewis. Dumbledore yang terinspirasi dari figur Aslan, keempat ksatria diwakilkan oleh keempat asrama di Hogwarts.

Oke persamaannya antara lain:

🚀 Timeloop itu semacam gerbong 6 3/4, gerbong yang memisahkan antara dunia muggle dan dunia sihir. Tentu saja yang bisa melewatinya hanya yang memiliki kemampuan setara, yaitu para peculiar dan para murid sihir.

🚀 Burung peregrine dan burung phoenix. Kedua sama-sama unik. Hanya mendekat kepada manusia yang membutuhkan, yang memiliki kedekatan hati dengan mereka.

🚀 Wights dan death eaters. Wights adalah juga para peculiar yang menyalahgunakan hasil penelitian dan mereka menjadi korbannya sendiri. Pelahap maut atau death eaters adalah para pengikut sihir hitam dari Voldemort.

🚀 Time loop lain seperti portkey, yang bisa membawa kemana saja.
Senengnya baca ini adalah banyak imajinasi terbayang dan betapa penulis bekerja keras demi mewujudkannya. Dia sampaikan trik, saat menulis fiksi, seringlah membaca esai non fiksi, supaya karya yang ditulis mendekati kenyataan.

Senengnya lagi, mengetahui penulis kita yang suka copas, atau termainstream dengan semua hal, eh ternyata penulis bule juga lho. Jadi ingat bedanya antara terinspirasi dan plagiasi. Di sini memang masih banyak plagiasi. Di sana bisa meramu plagiasi dengan bahasan dan khayalan tersendiri, menjadi karya baru yang tak kalah bagusnya.

Senengnya lebih lagi, kalau baca karya penulis asing, yang kualitasnya di bawah penulis Indonesia 😉 Sungguh, saya ikut bahagia mengetahui bahwa karya Andrea Hirata dan Okky Madasari sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa asing.

Hmm, baca satu buku berbahasa asing aja, bahasannya udah kemana-mana yak. Sepertinya ini tips yang juga bisa dicoba, membaca atau belajar dengan bahasa yang berbeda, bisa membuka sudut pandang baru ☺ Yuuuk…

Judul buku: Miss Peregrine’s Home For Peculiar Children
Penulis: Ransom Riggs
Penerbit: Quirk Production, Philadelphia-USA, 2013
Tebal: 382 hal
ISBN: 978-1-59474-603-1

Gambar buku kedua dari Gramedia.com

Published by

esthy wika

Saya menulis tentang difabilitas terutama tuli, kisah sekolah dan pengasuhan, dan sesekali mengenai agama politik musik.

2 thoughts on “The Peculiar Wizard, The Wights of Death Eaters, The Loop of 6 3/4”

Leave a comment